Selasa, 08 Januari 2008

CAHAYA ASA

Matahari mulai terbit

Suling bambu mulai ditiup di pinggir danau

Tarian danau menyambut pagi

Padi mulai di panen

Para wanita menari di alunan lesung

Kain batik mulai diangkat dan dikeringkan

Anak – anak mulai menari di tengah matahari

Gong ditabuh mengiringi alunan musik

Api unggun terus membara

Kain putih sepanjang naga

Dibentangkan di tengah – tengahnya

Sang dewa datang bersama para dewi

Membawa tombak penolak petaka

Ujung tombak terbakar api

Dibawa dewi menaiki bukit

Anak tangga terbuat dari akar beringin

Menanjakan kaki sambil berdoa

Tombak di lemparkan menuju bulan purnama

Hari baru akan menyambut

KAU DATANG UNTUK PERGI

Suatu hari kau datang menemuiku

Namun kau malah pergi dariku

Apakah kau datang menemuiku,

hanya untuk pergi dariku ?

Apakah kau datang hanya untuk mengucapkan selamat tinggal

kepadaku ?

Aku tak tahu apa maksud dari kedatanganmu

Aku tak sempat menanyakan itu

Kau keburu pergi dariku

Kedatanganmu sangat singkat, tetapi kepergianmu sangat lama

Kedatanganmu bahkan tak dapat dihitung dalam huitungan detik

Karena kedatanganmu kurang dari satu detik

Pertemuan yang sangat singkat bagiku, tetapi akan membekas di dalam

hatiku


Karya : Cahya AW

HUTAN SETELAH HUJAN

Awan kelabu telah pergi

Suara guntur yang menggelegar telah berhenti

Rintik air dari langit tak lagi turun

Tanah yang kering telah menjadi becek

Tumbuhan yang layu telah subur kembali

Sungai yang kering terisi kembali

Binatang - binatang yang kebasahan mulai mengeringkan tubuhnya

Pohon – pohon mulai menyerap air yang jatuh dari langit dengan

ujung akarnya

Itulah keadanmu setelah hujan

Semoga tetap begitu selamanya

Demi keselamatan umat manusia

( KARYA : Cahya A.W )

MAWAR PUTIH DI ATAS TEBING

Ku tak tahu siapa yang menanamu

Tetapi ketika aku melihatmu aku terkagum akan ketegaranmu

menghadapi semua rintangan

Kau tak pernah merasa panas ketika terik matahari membakar tubuhmu

Kau tak pernah merasa kedinginan ketika hujan membasahi tubuhmu

Dan kau tak pernah jatuh ketika angin topan menerpamu

Itu semua karena ketegaranmu menghadapi semua

Aku sempat iri kepadamu karena aku tak memiliki itu

Aku telah belajar darimu

Yaitu aku harus tegar menghadapi masalah

( Karya : Cahya AW )

KEINDAHAN ALAM INDONESIA

Saat aku membuka mataku,

ku tak percaya bahwa itu nyata

Aku masih berfikir, bahwa aku masih bermimpi

Tetapi aku sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku

Sungguh indah kepulauan ini

Ribuan pulau-pulau berjajar membentuk gugusan pulau yang indah

Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur

Samudra luas membentang dengan air yang biru

dan berisi keindahan di bawahnya

Aku bangga menjadi anak Indonesia

Aku berjanaji aku akan menjagamu

MENCARI JAWABAN

Hijaunya rumput dimalam hari

Terpantul sinar rembulan

Semilir angin menyejukan hati

Ku berjalan seorang diri

Mencari jawaban yang belum kunjung ku dapatkan

Gundah, cemas, ragu tercampur jadi satu di hatiku

Senandung doa terucap dari ujung bibirku

Dimanakah tempat yang harus kucari untuk mendapatkan jawaban itu ?

Apakah ku harus bertanya kepada sang dewi malam ?

Ataukah aku harus terus mencari jawaban yang tak ku dapatkan ?

Matahari mulai bangun dari tidurnya

Kapal-kapal mulai merapat ke benua

Namun jawaban itu tak pula ku dapatkan

Munkinkah jawaban itu tak akan ku dapatkan ?

Ataupun aku harus mencari ?

Aku harus mencari , mencari dan mencari sepanjang masa

( KARYA : Cahya A.W )

KENANGAN TERINDAH

Ku buka album biru, yang kusam dan berdebu

Penuh kenangan yang terlintas di benaku bersamamu

Masa itu merupakan masa terindah dalam hidupku

Yang ku lewati bersama denganmu, sebelum kau tiada

Kita melakukan segala sesuatu bersama

Terkadang penuh canda dan tawa, terkadang penuh air mata

Sekarang kau telah tiada

Sekarang kau telah menjadi kenangan

Kenangan terindah dalam hidupku

( KARYA : Cahya A.W )

BURUNG MERPATI

Wahai burung merpati bulumu putih bagaikan salju

Matamu indah bagaikan intan permata

Kau kepakan sayap untuk terbang

Kau terbang bebas kemanapun kau suka

Seluruh penjuru dunia kau lewati

Kau terbang tanpa lelah

Demi mendapatkan tempat yang kau sukai

Dimanapun tanah yang kau pijak,

di situlah tercipta kebahagiaan

Setiap musim kau selalu berpindah

Meninggalkan tempat lama, ke tempat yang baru

Demi mendapatkan kebahagiaan hidupmu

( KARYA : Cahya A.W )

MERAIH IMPIAN

Saat ku menyepi sendiri, ku selalu teringat akan impianku

Impian yang sejak lama ku impikan

Impian itu akan ku raih walau sukar dan penuh rintangan

Meskipun tingginya lebih tinggi daripada bintang akan tetap kuraih

dengan asaku

Asaku membara bagaikan jutaan api unnggun yang menyala-nyala

Walau berjuta rintangan walau cobaan menghadang tak ada

yang dapat mengurungkan niatku

ku tak akan putus asa sebelum impian itu dapat kuraih

( KARYA : Cahya A.W )

DIANTARA CITA - CITA DAN KENYATAAN

Disaat aku menatap angkasa, kuteringat akan cita-citaku

Kuingin terbang bebas di langit biru

Terbang diantara burung-burung,

dan diantara awan putih

Andai kubisa terbang kuakan terbang ke seluruh dunia

Ku akan melihat keindahan alam yang belum pernah ku lihat

Namun kuteringat akan kenyataan yang kuhadapi

Ku tak mempunyai sayap

Sayap yang akan ku kepakan, untuk terbang melayang ke angkasa

Akan tetapi ku harus terima akan kenyataan ini

Tetapi hati kecilku berkata agar ku tetap wujudkan impianku walau tak

pernah terwujud

( KARYA : Cahya A.W )

TAKDIR BURUNG CAMAR YANG LUMPUH

Bukannya aku tak mau mengangkat kakiku dari tanah

Bukannya aku tak mau mengepakan sayap

Aku hanya takut untuk terbang

Terbang ke angkasa luas, bebas ke seluruh penjuru dunia

Mungkin angkasa asing bagiku

Mungkin daratan adalah tempat yang cocok bagiku

Mungkin aku tak punya sayap

Mungkin aku lupa cara untuk terbang

Aku telah ditakdirkan untuk hidup di daratan

Aku telah ditakdirkan untuk tidak terbang

Terbang melayang seperti burung lainnya

Tetapi itulah takdirku

Takdir burung camar yang lumpuh, untuk selamanya

( KARYA: Cahya A.W )